Kamis, 06 Maret 2014 |
0
komentar
UDAH PUTUSIN AJA
JAGA KEHORMATANMU, RAIH KEMULIAANMU
Felix siauw
Mizania
Orang
yang pacaran adalah orang yang belum siap menikah. Logikanya, bila belum siap
menikah, untuk apa lagi pacaran? Lihat saja, yang pacaran adalah anak-anak yang
belum cukup umur, bagaiamana membicarakan pernikahan kepada mereka??
Semoga
ALLAH SWT mengaruniakan cinta sejati kepada kita, yang dengannya kita bercinta
dan berapahala. Amiinnnnnn,,,,
Awal buku ini
menyajikan sebuah surat elektronik yang mengutarakan saat ia pacaran dan
melakukan apa yang seharusnya tak ia lakukan hingga akhirnya ia menyesal.
Mungkin ada yang berpikir bahwa ini terlalu berlebihan dan mendramatisir but
terserah it’s your call. Tapi ini sudah ratusan bahkan ribuan, mendengarkan
puluhan kisah dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri.
Mungkin
dianggap mitos sampai ia merasakan sendiri. Bila yang reversible (bisa kembali
lagi), mungkin masih ada kesempatan untuk memperbaiki tapi bagi yang
irreversible (tidak bisa kembali lagi) irreplaceable (tak terganti). Something
to do with honour and virginity.
Bicara
wanita berarti bicara kehormatan. Apa jadinya wanita tanpa kehormatannya?
Bagaimana pandangan lelaki terhadap wanita yang sudah ternoda? Tentu nilainya
tak sepenuh yang terhormat nan mulia.
PACARAN
MEMANG TAK SELALU BERUJUNG PADA ZINA, NAMUN SEMUA ZINA BERAWAL DARI PACARAN.
Can
we turn back tme ( dapatkah waktu terulang kembali)??
PACARAN
ITU CUMA MAINAN, NIKAH ITU TANDA SERIUS, MAU DIMAINI ATAU DISERIUSIN???
Wanita bisa dikatakan bersifat
Fragile (mudah pecah)
·
Lelaki tercipta dengan fitrah mengembara, takkan
bisa tertambat hatinya tanpa menikah karena Allah SWT.
·
Pacaran itu kayak mampir, menikah itu bagai
perhentian
·
Mampir ke tempat singgah tak perlu komitmen,
beli rumah perlu komitmen
·
Jangan jadi barang yang berarti “pecah berarti
membeli”. Sukur kalau mau beli tapi kalau terpaksa dibeli lalu dibuang ke tong
sampah. Atau dipecahin sama yang gak mampu beli???
·
Jadilah muslimah sejati, dimana engkau harus
dinikahi sebelum dilihat dan dirayu
Cinta itu fitrah
Kita
manusia biasa yang memiliki cinta, tak ada yang salah karena cinta adalah
anugerah. Justru cintalah yang memanusiakan manusia, mewarnai kehidupan dan
menerbitkan harapan. Tiada masalah ada cinta pada manusia dan tiada pernah pula
Allah SWT karuniakan selaksa cinta untuk
menyiksa. Allah turukan cinta agar dua insan dapat bersama dalam satu bahtera
asa.
Cinta
bagi manusia adalah bagian dari fitrah, bagian dari naluri-naluri, al ghara iz.
Al ghara iz adalah naluri-naluri yang tidak dapat diindra mata, namun terdapat
pada manusia dan ia menuntut pemenuhan.
Al-Ghara
iz bisa jadi naluri untuk mempertahankan eksistensi dan berorientasi pada diri
sendiri (gharizah baqa’), seperti rasa ingin dihargai, takut bila merasa
terancam, dan lainnya. Bisa pula naluri untuk melanjutkan keturunan (gharizah
nau’) seperti rasa sayang terhadap orang tua, anak, saduara, atau pun lawan
jenis. Bisa pula mewujud dalam naluri untuk menyucikan sesuatu (gharizah
tadayyun), seperti rasa takjub saat melihat sesuatu yang agung atauapun naluri
beragama itu sendiri.
Cinta
sebagiamana yang telah dibahas adalah gharizah nau’dan sebagaiamana
naluri-naluri yang lain, ia menuntut pemenuhan. Maka wajar saat seseorang sudah
balig, ia mulai merasakan naluri ini. Bukan sebagai tanda yang salah namun
sebagai indikasi bahwasanya ia sudah siap melanjutkan keturunan manusia.
Bila
cinta karuni Allah SWT, mustahil Allah mengaruniakan sesuatu yang buruk. Cinta
itu bebas nilai lagi netral. Cinta bisa dimaknai sebgai potensi maksiat juga
bisa dimaknai sebagai potensi taat. Makan cinta itu luas, maka jangan disempitkan
dengan syahwat. Kasih sayang itu terlalu tinggi untuk direndahkan dengan baku
maksiat. Islam adalah agama yang mengajarkan cinta kasih.
Islam
tidak pernah mengharamkan cinta, Islam mengarahkan cinta agar ia berjalan pada
koridor yang semestinya. Islam mengatur bagaimana menunaikan cinta kepada orang
tua, saudara seiman, kepada sesama manusia, juga cinta kepada lawan jenis. Bila
kita bicara cinta kepada lawan jenis, satu-satunya jalan adalah pernikaahan
yang dengan semuanya cinta menjadi halal dan penuh keberkahan.
Sebaliknya,
Islam melaranag keras segala bentuk interaksi cinta yang tidak halal. Bukan
karena apaun, tapi karena Islam adalah agama yang memuliakan manusia dan
mencegah kerusakan-kerusakan yang dapata terjadi pada manusia itu sendiri.
Cinta yang tak semestinya, cinta yang tidak halal.
Sialnya,
kaum muslimin kini hidup dalam kungkungan masyarakat yang sebagian besar salah
kaprah memahami cinta. Kita hidup dalam masyarakat yang mendewakan kepuasan
badani lewat eksploitasi seksual yang mereka kira sebagai cinta.
Tidak
dikenal lagi kesakralan perniakahan dan kesucian diri, apalagi kehormatan dan
kemuliaan jiwa. Semua sudah berganti dengan pergaulan bebas. Ada yang menyebutnya
pacaran, teman tapi mesra dibalut alasan kakak adik ataupun yang lainnya. Apapun
namanya, mereka berusaha memuaskan rasa senang kepada lawan jenis dengan
cara-cara yang mereka kira Allah tiada menghisabnya. Sayangnya, semua alasan
yang dikemukakkan kelak tiada akan bisa terucap. Karena dihadapan Allah, akan
bersaksi seluruh bagian tubuh walau lisan kita mengemuakan alasan dan
pembenaran.
Sedari
dini mari mendidik cinta agar ia bersemi dalam taat buka direndahkan oleh
maksiat. Ajarkan cinta agar ia membuat pemiliknya trehormat, bukan nista yang
ditanggung karena terbuai perbuatan maksiat.
SALHAKAH MERASA???
FITRAHNYA
:CINTA ITU DATANG KARENA TERBIASA
Bukan
berarti ketika Allah mengaruniakan rasa cinta sebagai fitrah kepada manusia,
lantas kita bisa mengekspresikannya sesuai kehendak kita, seperti apapun yang
kita inginkan. Ada masanya, ada caranya, dan ada aturannya. Karena itulah Islam
diturukan oleh Allah supaya kita tetap menjadi manusia, bukan hewan yang bebas
berekspresi saat mereka jatuh cinta.
Lihatlah
msyarakat barat yang umumnya lebih bebas mengekspresikan cnta. Akhirnya cinta
menjadi sesuatu yang tidak lagi sakral dan romantis, kecuali tersisa dalam
film-film saja. Pada kenyatannya, mereka menyamakan antara cinta dengan
hubungan badan. To make love menurut mereka yang berhubungan badan, love is
sex.
ISLAM
MEMANDANG CINTA ITU AGUNG DAN SUCI KARENANYA PERLU DIATUR, TAK
TANGGUNG-TANGGUNG ATURANNYA LANGSUNG DARI PENCIPTA MANUSIA, ALLAH SWT.
PACARAN TANDA DEWSA ATAU BERADEGAN DEWASA
PACARAN ADALAH
JALAN BEBAS HAMBATAN MENUJU ZINA.
Bukan
pacaran namanya jika tak tidak berpegangan, berciuman, meraba-raba, atau segala
perbuatan lain yang meninggikan syahwat. Berkenalan mungkin benar tapi hanya
sebatas fisik yang dikenali. Wajar saja terjadi zina. Pertemuan yang rutin
menghasilkan kesempatan-kesempatan yang muncul secara acak atau lewat
kesempatan-kesempatan yang terencana. Ditambah lagi budaya barat yang diimpor
lewat sinetron-sinetron, film, media lainnya yang sudah menjadi kiblat bagi
remaja masa kini. Pesta-pesat dirumah ala Amerika sampai wisuda keperwanan ala
Jepang jadi idamana remaja. Hasilnya sudah bisa ditebak, seks bebas merajalela.
DATA
BKKBN MENUNJUKKAN
PADA 2010 DI JABODETABEK, REMAJA
YANG HIALNG KEPERWANANNYA MENCAPAI 51 %
SURABAYA 54 %
MEDAN 52 %
BANDUNG 47 %
YOGYAKARTA 37 %
KOMISI
PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA MENDAPATKAN HASIL YANG MENCENGANGKAN SETELAH
MELAKUAK PENELITIAN DI 12 KOTA BESAR DI INDONESIA PADA TAHUN 2007
92 % : PELAJAR ITU PERNAH MELAKUAKAN
KISSING, PETTING, DAN ORAL SEX
62 % : PERNAH MELAKUAKN HUBUNGAN
INTIM
22,7 % : SISWI SMA PERNAH
MELAKUKAN ABORSI
INI
HANYALAH FAKTA GUNUNG ES. DIATAS YANG TAMPAK HANYA SEDIKIT SEMENTARA DIBAWAH
MASIH SEDEMIKIAN BESAR.
Kenapa
berpacaran lebih menyukai tempat yang sepi dan remang- remang? Sebab ada
kegiatan-kegiatan yang hanya bisa dilakukan tanpa ketahuan orang lain.
Seharusnya wanita sadar bahwa pacaran bukanlah aktivitas yang aman baginya dan
bagi masa depannya.
WANITA
DENGAN MASA DEPAN CERAH ITU PENTING BAGI LELAKI TAPI WANITA DENGAN MASA LALU
TANPA NODA ITU JAUH LEBIH PENTING. PACARAN TIDAK MENGAKOMODASI MASA DEPAN
TETAPI MALAH MENGHANCURKANNYA. PACARAN ADALAH BAGIAN DARI MAKSIAT.
·
Kenapa lelaki senang dengan hubungan tanpa
komitmen? Karena masa depan lelaki tak dinilai dari masa lalunya
·
Wanita tak sama dengan lelaki, kehormatannya tak
kembali 2 kali. Sungguh tak bijak jika wanita menjalani hubungan tanpa komitmen
·
Lelaki dipilih karena masa depannya sedangkan
wanita dipilih karena masa lalunya
·
Saat kehormatan direngggut, wanita kalang kabut
semnetara lelaki tinggal kabur lalu mencari mangsa lain.
·
Begitulah jamak terjadi, kata cinta diobral
murah agar wanita lemah serahkan kehormatan. Setelahnya semua cinta yang terlisan
menguap tiada bekas.
·
Nafsu mengamputasi akal, sedang cinta menguatkan
akal. Nafsu tiada pikir hari esok, yang penting nikmat sekarang.
·
Bila saja wanita mengetahui apa yang dipikirkan
pria saat pacaran maka tentu dia kan
tinggalkan saat itu juga, sayang hanya sedikit yang tahu.
PACARAN DALAM PANDANGAN ISLAM
ISLAM
ADALAH AGAMA PREVENTIF . YANG MENCEGAH SEGALA YANG DAPAT MERUSAK UMATNYA.
Dalam
hal-hal yang memnag jelas dan perlu, syariat membolehkan interaksi lelaki dan
perempuan seperti jual beli, belajar mengajar, haji, dan umroh, berjihad
diajlan Allah, dsb.
·
Pacaran itu menambah semangat belajar :
bulshiit,, niat belajarnya sudah salah, ditambah lagi pasti jadi tidak konsen
karena mikirin dia, yang ada belajar menghayal, lebih parah, belajar maksiat.
·
Pacaran itu menjalin tali silaturahim,
silaturahim asal dari kata shillah yang bearti hubungan dan rahim yang berarti
rahim bunda, artinya, silaturahim sebenarnya menyambung hubungan antara
kerabat.
· Pacaran ngga ngapa-ngapain : hati-hati dnegan
ata “Cuma”: selingkuh awalnya “Cuma teman”, hamil awalnya “ Cuma pegang tangan.
·
Pacaran cuma katakan sayang : setiap amal dan
lisan manusia akan dihisab oleh Allah
·
Pacaran itu kan tanda cinta : semuanya sudah
diatur oleh Allah SWT , jadi jangan salah gunakan
·
Pacaran kan buat dia bahagia, membahagiaakan orang
itu kan amal sholeh : bagaimana dengan Allah SWT, Rasulullah, Orang tuamu??
Apakah mereka bahagia meliahtmu berprilaku tidak senonoh.
·
Pacaran itu penjajakan pranikah : ciri-ciri
lelaki miskin komitmen, kadang dalam penjajakan banyak hal tak semestinya, atau
bisa juga penjajakan pra putus sebab penjajakan, bosan, putus.
·
Pacaran karena sayang : bila serius sayang, ia takkan
rela tubuh yang disayanginya dijilat oleh api neraka.
UDAH PUTUSIN AJA
Cinta
itu memikirkan yang dicintai bukan hanya kemarin dan kini tapi nanti.
BILA
ENGKAU LELAKI, ENGKAU HARUS TAHU SAAT MELANGKAH. BILA ENGKAU PEREMPUAN,
SEHARUSNYA TAHU BAGAIMANA BERTINGKAH.
Kita
hidup pada zaman kapitalisme yang mengajarkan lelaki dan wanita masa kini untuk memperhatikan fisik bukan isi, perhatikan
badan bukan iman. Kapitalisme menjadikan kebahagiaan materialistis sebagai
tujuan tertinggi hingga membuat lelaki sejati dalam pandangan Islam mejadi
barang yang sulit. Hedonisme, anak kandung kapitalisme,sukses menjadikan lelaki
hanya peduli nikmat sampai pada kulit.
Wajar
bila kita melihat dimana-mana lelaki jadi miskin tenggung jawab dan fakir
komitmen. Pendamping yang saleh, tidak akan pernah didapatkan dari proses
pacaran karena kesalehan dan kebatilan jelas bertentangan. Haq dan batil tidak
akan pernah bertemu, bagaikan fatamorgana yang janjikan kebahagiaan semu.
YANG
TIADA TAKUT DOSA SEBELUM MENIKAH, JANGAN HARAP IA TAKUT DOSA SETELAH MENIKAH.
SAAT PACARAN, DIA BERIKAN SERIBU ALSAN UNTUK MERENGGUT KEHORMATAN DAN ENGKAU
AKAN MELIHAT DIA SULIT DIAJAK BICARA SAAT SUDAH ENGKAU BERIKAN APA YANG DIA
INGINKAN. WAJAR BILA SAAT SUDAH SERUMAH, LELAKI SEMACAM INI LISANNYA PENUH
DENGAN DUSTA KARENA SAAT PACARAN DIA SUDAH MELATIHNYA.
Bagaikan
matahari yang membawa terang, begitulah ilmu dan amal berjalan beririgan. Tidak
pernah keduanya berjalan berkelang, bila satu tiada maka yang lain pasti serasa
kurang. Lelaki sejati dan agama adalah satu kesatuan karena Allah SWT tak
memberikan agama sebagai sebuah pajangan. Melainkan sebagai panduan.
· Lelaki terhormat takkan pertaruhkan kehormatan
wanita. Dia melindunginya dengan menundukkan pandangan atau menikahinya
· Lelaki sejati bukan yang bnyak janji tapi yang
berani datangi wali atau menahan diri dari perkataan yang tak pasti.
· Lelaki sejati takkan pernah ajak pacaran karena
enak sebatas masa dunia takkan kaburkan yang Allah janjikan
BAGI YANG SUDAH SIAP
Perniakahan
adalah jalan untuk menyalurkan cinta dengan bertanggungjawab dan penuh
komitmen. Pernikahan dalam Islam tidak dianggap ribet bahkan cenderung
mengerikan, sehingga banyak yang harus dipersiapkan yang ujungnya membuat
lelaki takut untuk menikah. Tidak pula
memudahkan sehingga bisa dipandang sebelah mata dan seenaknya. Pernikahan hanya
memerlukan kemampuan bagi yang menjalankannya. Kemampuan yang dimaksud bukan
dilihat dari harta, keturunan, atau status sosial, melainkan dari agama semata.
Keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Sayangnya kebanyakan sekarang ini tidak
meliaht hal terpenting dari pernikahan yaitu agama.
Nafkah
bukanlah syarat untuk menikah tetapi kewajiban yang harus dipenuhi lelaki
setelah menikah. Karena itulah Rasulullah syaratkan mampu dalam mengerti Islam.
Karena dengan memahami Islam, lelaki pasti penuh tanggung jawab. Lelaki yang
memahami Islam tidak akan melalikan kewajibannya mencari nafkah dan
menelantarkan istrinya kelak. Dan istrinya pun akan bersabar dalam membantu
suami mencari nafkah dan menyemangatinya. Keduanya tidak berhenti memohon dan
meminta kepada Allah agar mencukupi dunia mereka dengan ibdah wajib dan sunnah.
Keluarga semisal ini mana mungkin Allah
tidak memberikan bantuan dan memampukan mereka?
0 komentar:
Posting Komentar