TAKDIR ATAU PILIHAN?

MUQADDIMAH
Saat ini kita hidup didunia yang bergerak cepat kearah ketdakwarasan sehingga orang-orang yang waras akhirnya dianggap tidak waras hanya karena mereka minoritas. Kita menyaksikan zaman dimana kaum muslim betul-betul telah tercabut dari akarnya sehingga merasa minder dengan agamanya sendiri dan lebih percaya kepada bukan dari kaumnya dibanding dari kaumnya sendiri atau bahkan kepada Allah. Kita berada dalam zaman yang membuat kaum Muslim putus asa dan cenderung menyesuaikan dri dengan keburukan daripada mengubah keburukan itu sendiri.
         Penyesuaian-penyesuaian ini menggerogoti hampir seluruh sendi kehidupan. Sogok menyogok untuk sebuah jabatan menjadi hal yang sangat lumrah. Pacaran menjadi kebiasaan bahkan dianggap sebagai kebutuhan. Cium, peluk itu hal biasa dalam dunia pacaran. Hingga hamil diuar nikah seolah menjadi tradisi sebelum melangsungkan pernikahan. Hampir 75 % pernikahan masa kini diawalai dengan hamil lebih dulu. Semakin ke sini, itu sudah menjadi hal yang dianggap biasa dan mungkin sebentar lagi akan menjadi trend. Rating aborsi tiap tahun semakin meningkat. Begitupun dengan angka percerain, melaju pesat bak anak panah yang lepas dari busurnya. Naudzubillah

FENOMENA
Suatu kali seorang teman tanpa malu-malu, menceritakan tentang cara yang ia tempuh untuk mengeluarkan hasil perbuatannya dengan sang pacar (aborsi). Bukan hanya satu atau dua orang yang mengalami hal ini. Setidaknya ada sekitar 5 kasus yang aku ketahui secara pasti diantara ratusan bahkan ribuan  kasus serupa. Satu kata yang selalu menjadi pembenaran dari keadaan ini yaitu”sudah takdirnya begitu”. Mereka mengatakan bahwa apa yang terjadi pada manusia semua sudah ditakdirkan oleh Allah SWT. Benarkah ini sebuah takdir atau sebuah pilihan?

PEMBAHASAN (dikutip dari buku BEYOND THE INSPIRATION)
Hidup adalah pilihan
         Maka segala sesuatu yag telah terjadi,
         Yang sedang terjadi, dan akan terjadi
Adalah hasil daripada pilihan kita
Hidup ini hanya sebentar, hanya sekali
Hidup seperti apa yang akan kita pilih???

Hidup adalah pilihan merupakan sebuah kata sederhana yang sering didengar dan dibaca namun sedikt yang memahami lalu mengaplikasikannya. Kita akan hidup,  dinilai, dan dihargai sesuai dengan pilihan-pilihan kita, kita akan menjadi seperti apa yang kita pilih dalam setiap segmen dari kehidupan kita. Contoh: orang yang sma-sama memetik gitar akan berbeda harga dan nilanya antara yang berada dipanggung dan dijalanan. Sekilas seolah-olah aktifitasnya sama tetapi sebenarnya pilhan-pilihan yang dibuat secara akumulatif adalah bebeda.
        Ketika membahas hidup adalah pilihan maka bagaimana dengan Takdir dari Allah??
Coba kita jawab dengan pertanyaan pula, “percayakah anda bahwa Allah SWT adalah Dzat yang maha mengetahui? Bila tidak, berarti anda meragukan kemahatahuan Allah SWT. Jika iya, maka coba kita pikirkan ; “ketika Allah SWT menciptakan surga dan neraka apakah dipintunya sudah ada nama-nama yang akan masuk kedalamnya?? Seandainya sudah berarti tidak ada gunanya kita beribadah atau tidak. Pasti banyak yang tidak bisa menjawab dengan dalil.
      Sebagian besar muslim salah paham dengan takdir Allah SWt sehingga muncul pernyataaan-pernyataan yang seolah-olah benar namun tidak ada dasarnya dalam khazanah ilmu Islam. Sebagian dari kaum muslim berpendapat bahwa semua yang dlakukan manusia sudah ditentukan dan ditakdirkan oleh Allah SWT.
    Ada sebuah ilustrasi yang sangat masyhur, adalah seorang pencuri yang tertangkap pada masa pemerintahan Islam sedang jaya-jayanya. Sang pencuri ini tengah diproses oleh seorang hakim. Lalu, si pencuri berkata membela diri “wahai tuan hakim, sungguh tidak pantas tuan menghukum saya”, dia melanjutkan “karena apa yang saya lakukan ini sesungguhnya sudah diketahui oleh Allah dan Allah membiarkannya, dan sesungguhnya Allah lah yang berkehendak atas terjadinya pencurian ini dan kita semua tahu, di lauhul mahfudz sesungguhnya telah tertulis semua aktifitas kita dari mulai dilahirkan sampai kita menemui ajal, termasuk pencurian ini sesungguhnya telah tertulis dkitab tersebut sehingga tidak pantas tuan hakim menjatuhkan hukuman kepada saya karena perbuatan ini bukan karena kehendak saya”.
      Hakim itu berfikir lama tentang persoalan tersebut. Akhirnya setelah lama ia berpikir, dia mengeluarkan keputusan untuk menghukum Si Pencuri itu, “baik, masukkan dia kedalam penjara!” ujarnya.
      Si pencuri protes kepada tuan hakim dengan penjelasannya yang panjang lebar tadi, yang intinya bahwa pencurian itu bukan kehendaknya tetapi kehendak Allah SWT. Atau sudah nasibnya. Sang hakim pun berkata dengan tenang, “sebenarnya saya tidak mau menjatuhkan hukuman kepadamu, namun bagaimana lagi, ini juga kehendak Allah SWT dan telah tertuls juga di lauhul mahfudz.
       Dari ilustrasi diatas, kita dapat menguraikan bahwa kaidah pertama ketika kita membahas tentang takdir adalah tidak boleh mencampuradukkan antara aktivitas Allah dan aktifitas manusia. Dengan kata lain,mereka yang salah menarik Allah yang serba Maha ke ranah manusia yang serba terbatas. Apa yang dimaksud dengan akitifitas Allah? Ia adalah seluruh amal yang dilakuakn oleh Allah dan bersifat ghaib. Aktifitas Allah yang sering dikaitkan dengan takdir biasanya, ada 3 yaitu :
  •  Ilmu Allah, yaitu bahwa Allah mengetahui semua hal yang terjadi baik dulu, sekarang, maupun yang akan datang
  • Kehendak Allah, yaitu bahwa setiap yang besar dan kecil, yang terjadi dimuka bumi ini semuanya terjadi karena kehendak Allah
  • Lauhul mahfudz, yaitu bahwa setiap yang terjadi sesungguhnya telah tertulis dalam lauhul mahfudz

Pembahasan keliru yang mencampuradukkan antara aktivitas Allah dan manusia ini sering sekali terjadii. Allah adalah Allah, dia adalah khalik (pencipta) bukan makhluk (ciptaan), pencipta bukan yang diciptakan. Oleh karena itu, ia tidak bisa disamakan ataupun dipadankan dengan makhluk. Artinya, Allah SWT, tidaklah terbatas pada hal-hal yang membatsai manusia seperti waktu, tempat,dan materi. Dengan kata lain, aktifitas Allah mustahil untuk dicerna dan dipikirkan oleh manusia yang terbatas dan lemah akalnya. Dengan demikian, didalam peristiwa-peristiwa yang ghaib (yang faktanya tidak dapat kita indera), Allah SWT menegaskan bahwa hanya Dia yang mengetahui semua itu, dan karena itu, dia hanya mewajibkan kita untuk meyakininya bukan untuk memikirkannya. Hal ini sebagaimana tercantum dalam QS Al-An’am (6) : 59, QS Al-Baqarah (2) : 2-3, dan dalam HR ath-Thabrani dan al-Balhaqi dari ibnu Umar, lihat ash-shahihah No. 1788 : berpikirlah pada makhluk-makhluk Allah dan jangan berpikir pada dzat Allah SWT.

KESIMPULAN
Hidup kita lebih banyak ditentukan oleh pilihan-pilihan yang kita buat. Tak ada paksaan untuk menjadi baik atau buruk. Allah SWT telah mengutus para Rasul dan menurunkan Al-Quran sebagai pedoman untuk memilih yang terbaik. Apa yang kita pilih, maka itulah yang akan menjadi hasil. Contohnya, seseorang yang hamil diluar nikah hampir pasti memilih rangkaian pilihan-pilihan dibawah ini dalam menjalani hidupnya :
  • Memilih untuk menjalani hubungan tanpa komitmen (pacaran)
  • Memilih untuk sering melakukan interaksi dengan orang yang bukan mahramnya
  • Memilih untuk dipegang, dipeluk, dan dicium oleh pacarnya
  • Memilih untuk sering bertemu ditempat-tempat yang khusus untuk berdua
  • Memilih untuk menyerahkan segalanya kepada sang pacar
  • Memilih untuk melanggar aturan Allah SWT

Setelah melihat pilihan-pilihan ini yang sama sekali tak ada hubungannya dengan perintah Allah, maka tak pantas pula jika akumulasi dari pilihannya ini dikatakan takdir Allah. 

Rangkuman Buku "Udah Putusin Aja"

UDAH PUTUSIN AJA
JAGA KEHORMATANMU, RAIH KEMULIAANMU
Felix siauw
Mizania

            Orang yang pacaran adalah orang yang belum siap menikah. Logikanya, bila belum siap menikah, untuk apa lagi pacaran? Lihat saja, yang pacaran adalah anak-anak yang belum cukup umur, bagaiamana membicarakan pernikahan kepada mereka??
         Semoga ALLAH SWT mengaruniakan cinta sejati kepada kita, yang dengannya kita bercinta dan berapahala. Amiinnnnnn,,,,
Awal buku ini menyajikan sebuah surat elektronik yang mengutarakan saat ia pacaran dan melakukan apa yang seharusnya tak ia lakukan hingga akhirnya ia menyesal. Mungkin ada yang berpikir bahwa ini terlalu berlebihan dan mendramatisir but terserah it’s your call. Tapi ini sudah ratusan bahkan ribuan, mendengarkan puluhan kisah dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri.
         Mungkin dianggap mitos sampai ia merasakan sendiri. Bila yang reversible (bisa kembali lagi), mungkin masih ada kesempatan untuk memperbaiki tapi bagi yang irreversible (tidak bisa kembali lagi) irreplaceable (tak terganti). Something to do with honour and virginity.
      Bicara wanita berarti bicara kehormatan. Apa jadinya wanita tanpa kehormatannya? Bagaimana pandangan lelaki terhadap wanita yang sudah ternoda? Tentu nilainya tak sepenuh yang terhormat nan mulia.
        PACARAN MEMANG TAK SELALU BERUJUNG PADA ZINA, NAMUN SEMUA ZINA BERAWAL DARI PACARAN.
        Can we turn back tme ( dapatkah waktu terulang kembali)??
    PACARAN ITU CUMA MAINAN, NIKAH ITU TANDA SERIUS, MAU DIMAINI ATAU DISERIUSIN???
Wanita bisa dikatakan bersifat Fragile (mudah pecah)
·         Lelaki tercipta dengan fitrah mengembara, takkan bisa tertambat hatinya tanpa menikah karena Allah SWT.
·         Pacaran itu kayak mampir, menikah itu bagai perhentian
·         Mampir ke tempat singgah tak perlu komitmen, beli rumah perlu komitmen
·         Jangan jadi barang yang berarti “pecah berarti membeli”. Sukur kalau mau beli tapi kalau terpaksa dibeli lalu dibuang ke tong sampah. Atau dipecahin sama yang gak mampu beli???
·         Jadilah muslimah sejati, dimana engkau harus dinikahi sebelum dilihat dan dirayu
Cinta itu fitrah
       Kita manusia biasa yang memiliki cinta, tak ada yang salah karena cinta adalah anugerah. Justru cintalah yang memanusiakan manusia, mewarnai kehidupan dan menerbitkan harapan. Tiada masalah ada cinta pada manusia dan tiada pernah pula Allah SWT  karuniakan selaksa cinta untuk menyiksa. Allah turukan cinta agar dua insan dapat bersama dalam satu bahtera asa.
     Cinta bagi manusia adalah bagian dari fitrah, bagian dari naluri-naluri, al ghara iz. Al ghara iz adalah naluri-naluri yang tidak dapat diindra mata, namun terdapat pada manusia dan ia menuntut pemenuhan.
       Al-Ghara iz bisa jadi naluri untuk mempertahankan eksistensi dan berorientasi pada diri sendiri (gharizah baqa’), seperti rasa ingin dihargai, takut bila merasa terancam, dan lainnya. Bisa pula naluri untuk melanjutkan keturunan (gharizah nau’) seperti rasa sayang terhadap orang tua, anak, saduara, atau pun lawan jenis. Bisa pula mewujud dalam naluri untuk menyucikan sesuatu (gharizah tadayyun), seperti rasa takjub saat melihat sesuatu yang agung atauapun naluri beragama itu sendiri.
       Cinta sebagiamana yang telah dibahas adalah gharizah nau’dan sebagaiamana naluri-naluri yang lain, ia menuntut pemenuhan. Maka wajar saat seseorang sudah balig, ia mulai merasakan naluri ini. Bukan sebagai tanda yang salah namun sebagai indikasi bahwasanya ia sudah siap melanjutkan keturunan manusia.
        Bila cinta karuni Allah SWT, mustahil Allah mengaruniakan sesuatu yang buruk. Cinta itu bebas nilai lagi netral. Cinta bisa dimaknai sebgai potensi maksiat juga bisa dimaknai sebagai potensi taat. Makan cinta itu luas, maka jangan disempitkan dengan syahwat. Kasih sayang itu terlalu tinggi untuk direndahkan dengan baku maksiat. Islam adalah agama yang mengajarkan cinta kasih.
        Islam tidak pernah mengharamkan cinta, Islam mengarahkan cinta agar ia berjalan pada koridor yang semestinya. Islam mengatur bagaimana menunaikan cinta kepada orang tua, saudara seiman, kepada sesama manusia, juga cinta kepada lawan jenis. Bila kita bicara cinta kepada lawan jenis, satu-satunya jalan adalah pernikaahan yang dengan semuanya cinta menjadi halal dan penuh keberkahan.
        Sebaliknya, Islam melaranag keras segala bentuk interaksi cinta yang tidak halal. Bukan karena apaun, tapi karena Islam adalah agama yang memuliakan manusia dan mencegah kerusakan-kerusakan yang dapata terjadi pada manusia itu sendiri. Cinta yang tak semestinya, cinta yang tidak halal.
       Sialnya, kaum muslimin kini hidup dalam kungkungan masyarakat yang sebagian besar salah kaprah memahami cinta. Kita hidup dalam masyarakat yang mendewakan kepuasan badani lewat eksploitasi seksual yang mereka kira sebagai cinta.
        Tidak dikenal lagi kesakralan perniakahan dan kesucian diri, apalagi kehormatan dan kemuliaan jiwa. Semua sudah berganti dengan pergaulan bebas. Ada yang menyebutnya pacaran, teman tapi mesra dibalut alasan kakak adik ataupun yang lainnya. Apapun namanya, mereka berusaha memuaskan rasa senang kepada lawan jenis dengan cara-cara yang mereka kira Allah tiada menghisabnya. Sayangnya, semua alasan yang dikemukakkan kelak tiada akan bisa terucap. Karena dihadapan Allah, akan bersaksi seluruh bagian tubuh walau lisan kita mengemuakan alasan dan pembenaran.
       Sedari dini mari mendidik cinta agar ia bersemi dalam taat buka direndahkan oleh maksiat. Ajarkan cinta agar ia membuat pemiliknya trehormat, bukan nista yang ditanggung karena terbuai perbuatan maksiat.

SALHAKAH MERASA???
                FITRAHNYA :CINTA ITU DATANG KARENA TERBIASA
        Bukan berarti ketika Allah mengaruniakan rasa cinta sebagai fitrah kepada manusia, lantas kita bisa mengekspresikannya sesuai kehendak kita, seperti apapun yang kita inginkan. Ada masanya, ada caranya, dan ada aturannya. Karena itulah Islam diturukan oleh Allah supaya kita tetap menjadi manusia, bukan hewan yang bebas berekspresi saat mereka jatuh cinta.
       Lihatlah msyarakat barat yang umumnya lebih bebas mengekspresikan cnta. Akhirnya cinta menjadi sesuatu yang tidak lagi sakral dan romantis, kecuali tersisa dalam film-film saja. Pada kenyatannya, mereka menyamakan antara cinta dengan hubungan badan. To make love menurut mereka yang berhubungan badan, love is sex.
       ISLAM MEMANDANG CINTA ITU AGUNG DAN SUCI KARENANYA PERLU DIATUR, TAK TANGGUNG-TANGGUNG ATURANNYA LANGSUNG DARI PENCIPTA MANUSIA, ALLAH SWT.

PACARAN TANDA DEWSA ATAU BERADEGAN DEWASA
                PACARAN ADALAH JALAN BEBAS HAMBATAN MENUJU ZINA.
          Bukan pacaran namanya jika tak tidak berpegangan, berciuman, meraba-raba, atau segala perbuatan lain yang meninggikan syahwat. Berkenalan mungkin benar tapi hanya sebatas fisik yang dikenali. Wajar saja terjadi zina. Pertemuan yang rutin menghasilkan kesempatan-kesempatan yang muncul secara acak atau lewat kesempatan-kesempatan yang terencana. Ditambah lagi budaya barat yang diimpor lewat sinetron-sinetron, film, media lainnya yang sudah menjadi kiblat bagi remaja masa kini. Pesta-pesat dirumah ala Amerika sampai wisuda keperwanan ala Jepang jadi idamana remaja. Hasilnya sudah bisa ditebak, seks bebas merajalela.
                DATA BKKBN MENUNJUKKAN
PADA 2010 DI JABODETABEK, REMAJA YANG HIALNG KEPERWANANNYA MENCAPAI 51 %
SURABAYA 54 %
MEDAN 52 %
BANDUNG 47 %
YOGYAKARTA 37 %
                KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA MENDAPATKAN HASIL YANG MENCENGANGKAN SETELAH MELAKUAK PENELITIAN DI 12 KOTA BESAR DI INDONESIA PADA TAHUN 2007
92 % : PELAJAR ITU PERNAH MELAKUAKAN KISSING, PETTING, DAN ORAL SEX
62 % : PERNAH MELAKUAKN HUBUNGAN INTIM
22,7 % : SISWI SMA PERNAH MELAKUKAN ABORSI
                INI HANYALAH FAKTA GUNUNG ES. DIATAS YANG TAMPAK HANYA SEDIKIT SEMENTARA DIBAWAH MASIH SEDEMIKIAN BESAR.
                Kenapa berpacaran lebih menyukai tempat yang sepi dan remang- remang? Sebab ada kegiatan-kegiatan yang hanya bisa dilakukan tanpa ketahuan orang lain. Seharusnya wanita sadar bahwa pacaran bukanlah aktivitas yang aman baginya dan bagi masa depannya.
                WANITA DENGAN MASA DEPAN CERAH ITU PENTING BAGI LELAKI TAPI WANITA DENGAN MASA LALU TANPA NODA ITU JAUH LEBIH PENTING. PACARAN TIDAK MENGAKOMODASI MASA DEPAN TETAPI MALAH MENGHANCURKANNYA. PACARAN ADALAH BAGIAN DARI MAKSIAT.
·         Kenapa lelaki senang dengan hubungan tanpa komitmen? Karena masa depan lelaki tak dinilai dari masa lalunya
·         Wanita tak sama dengan lelaki, kehormatannya tak kembali 2 kali. Sungguh tak bijak jika wanita menjalani hubungan tanpa komitmen
·         Lelaki dipilih karena masa depannya sedangkan wanita dipilih karena masa lalunya
·         Saat kehormatan direngggut, wanita kalang kabut semnetara lelaki tinggal kabur lalu mencari mangsa lain.
·         Begitulah jamak terjadi, kata cinta diobral murah agar wanita lemah serahkan kehormatan. Setelahnya semua cinta yang terlisan menguap tiada bekas.
·         Nafsu mengamputasi akal, sedang cinta menguatkan akal. Nafsu tiada pikir hari esok, yang penting nikmat sekarang.
·         Bila saja wanita mengetahui apa yang dipikirkan pria saat pacaran  maka tentu dia kan tinggalkan saat itu juga, sayang hanya sedikit yang tahu.
PACARAN DALAM PANDANGAN ISLAM
ISLAM ADALAH AGAMA PREVENTIF . YANG MENCEGAH SEGALA YANG DAPAT MERUSAK UMATNYA.
                Dalam hal-hal yang memnag jelas dan perlu, syariat membolehkan interaksi lelaki dan perempuan seperti jual beli, belajar mengajar, haji, dan umroh, berjihad diajlan Allah, dsb.
·         Pacaran itu menambah semangat belajar : bulshiit,, niat belajarnya sudah salah, ditambah lagi pasti jadi tidak konsen karena mikirin dia, yang ada belajar menghayal, lebih parah, belajar maksiat.
·         Pacaran itu menjalin tali silaturahim, silaturahim asal dari kata shillah yang bearti hubungan dan rahim yang berarti rahim bunda, artinya, silaturahim sebenarnya menyambung hubungan antara kerabat.
·        Pacaran ngga ngapa-ngapain : hati-hati dnegan ata “Cuma”: selingkuh awalnya “Cuma teman”, hamil awalnya “ Cuma pegang tangan.
·         Pacaran cuma katakan sayang : setiap amal dan lisan manusia akan dihisab oleh Allah
·         Pacaran itu kan tanda cinta : semuanya sudah diatur oleh Allah SWT , jadi jangan salah gunakan
·         Pacaran kan buat dia bahagia, membahagiaakan orang itu kan amal sholeh : bagaimana dengan Allah SWT, Rasulullah, Orang tuamu?? Apakah mereka bahagia meliahtmu berprilaku tidak senonoh.
·         Pacaran itu penjajakan pranikah : ciri-ciri lelaki miskin komitmen, kadang dalam penjajakan banyak hal tak semestinya, atau bisa juga penjajakan pra putus sebab penjajakan, bosan, putus.
·         Pacaran karena sayang : bila serius sayang, ia takkan rela tubuh yang disayanginya dijilat oleh api neraka.
UDAH PUTUSIN AJA
                Cinta itu memikirkan yang dicintai bukan hanya kemarin dan kini tapi nanti.
                BILA ENGKAU LELAKI, ENGKAU HARUS TAHU SAAT MELANGKAH. BILA ENGKAU PEREMPUAN, SEHARUSNYA TAHU BAGAIMANA BERTINGKAH.
          Kita hidup pada zaman kapitalisme yang mengajarkan lelaki dan wanita masa kini  untuk memperhatikan fisik bukan isi, perhatikan badan bukan iman. Kapitalisme menjadikan kebahagiaan materialistis sebagai tujuan tertinggi hingga membuat lelaki sejati dalam pandangan Islam mejadi barang yang sulit. Hedonisme, anak kandung kapitalisme,sukses menjadikan lelaki hanya peduli nikmat sampai pada kulit.
        Wajar bila kita melihat dimana-mana lelaki jadi miskin tenggung jawab dan fakir komitmen. Pendamping yang saleh, tidak akan pernah didapatkan dari proses pacaran karena kesalehan dan kebatilan jelas bertentangan. Haq dan batil tidak akan pernah bertemu, bagaikan fatamorgana yang janjikan kebahagiaan semu.
           YANG TIADA TAKUT DOSA SEBELUM MENIKAH, JANGAN HARAP IA TAKUT DOSA SETELAH MENIKAH. SAAT PACARAN, DIA BERIKAN SERIBU ALSAN UNTUK MERENGGUT KEHORMATAN DAN ENGKAU AKAN MELIHAT DIA SULIT DIAJAK BICARA SAAT SUDAH ENGKAU BERIKAN APA YANG DIA INGINKAN. WAJAR BILA SAAT SUDAH SERUMAH, LELAKI SEMACAM INI LISANNYA PENUH DENGAN DUSTA KARENA SAAT PACARAN DIA SUDAH MELATIHNYA.
         Bagaikan matahari yang membawa terang, begitulah ilmu dan amal berjalan beririgan. Tidak pernah keduanya berjalan berkelang, bila satu tiada maka yang lain pasti serasa kurang. Lelaki sejati dan agama adalah satu kesatuan karena Allah SWT tak memberikan agama sebagai sebuah pajangan. Melainkan sebagai panduan.
·     Lelaki terhormat takkan pertaruhkan kehormatan wanita. Dia melindunginya dengan menundukkan pandangan atau menikahinya
·      Lelaki sejati bukan yang bnyak janji tapi yang berani datangi wali atau menahan diri dari perkataan yang tak pasti.
·     Lelaki sejati takkan pernah ajak pacaran karena enak sebatas masa dunia takkan kaburkan yang Allah janjikan
BAGI YANG SUDAH SIAP
         Perniakahan adalah jalan untuk menyalurkan cinta dengan bertanggungjawab dan penuh komitmen. Pernikahan dalam Islam tidak dianggap ribet bahkan cenderung mengerikan, sehingga banyak yang harus dipersiapkan yang ujungnya membuat lelaki takut untuk menikah.  Tidak pula memudahkan sehingga bisa dipandang sebelah mata dan seenaknya. Pernikahan hanya memerlukan kemampuan bagi yang menjalankannya. Kemampuan yang dimaksud bukan dilihat dari harta, keturunan, atau status sosial, melainkan dari agama semata. Keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Sayangnya kebanyakan sekarang ini tidak meliaht hal terpenting dari pernikahan yaitu agama.

              Nafkah bukanlah syarat untuk menikah tetapi kewajiban yang harus dipenuhi lelaki setelah menikah. Karena itulah Rasulullah syaratkan mampu dalam mengerti Islam. Karena dengan memahami Islam, lelaki pasti penuh tanggung jawab. Lelaki yang memahami Islam tidak akan melalikan kewajibannya mencari nafkah dan menelantarkan istrinya kelak. Dan istrinya pun akan bersabar dalam membantu suami mencari nafkah dan menyemangatinya. Keduanya tidak berhenti memohon dan meminta kepada Allah agar mencukupi dunia mereka dengan ibdah wajib dan sunnah. Keluarga semisal ini  mana mungkin Allah tidak memberikan bantuan dan memampukan mereka?

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

About Me

Recent Posts

BTricks

BThemes

Download